Minggu, 05 April 2015

CINTA, SUKA ATAU KAGUM ?




Sore ini udara cerah  tak seperti sore-sore sebelumnya yang selalu diguyur hujan entah mengapa. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah ini. Matahari masih ingin berlama-lama di atas sana dengan angkuh tak memberikan sedikitpun waktu untuk sang rembulan muncul. Seolah alam mengerti dan paham bahwa hatiku saat ini sedang sangat bahagia layaknya bunga-bunga di taman yang bermekaran saat musim semi. Hah, terdengar berlebihan memang tapi siapa yang peduli. Dan disinilah aku sekarang di dalam rumah, tepatnya ruang tamu teman yang sejatinya adalah kakak angkatanku. Ia sedang sakit dan kami semua tengah menjenguknya. Mungkin bagi kalian tak ada yang istimewa disini hanya sekedar menjenguk teman sakit. Tapi yang membuatnya jauh lebih istimewa adalah Dia yang selalu memiliki “kesibukan” yang tak ada habisnya menyempatkan diri untuk ikut. Padahal awalnya aku hanya iseng (salah satu kebiasaan burukku) mengajaknya menjenguk. Aku pikir Dia tak akan ikut tapi lihatlah sekarang, Dia ada disini bersama kami dengan memakai kemeja warna coklat yang sering aku lihat dan celana jeans panjang. Tak lupa juga atribut yang selalu dikenakannya, jaket warna hitam dengan garis biru di bagian bahunya. Tubuhnya terlihat makin kurus mungkin karena memikirkan ujian skripsinya. Tapi tetap saja wajahnya selalu nampak teduh entah mengapa mungkin karena Dia selalu tepat waktu menghadap Allah SWT saat adzan dikumandangkan. Inilah yang aku sukai darinya. Saat ini aku hanya mampu menatapnya diam-diam tanpa mampu berkata sepatah katapun. Hanya melihat senyum dan tawanya saja membuat hati ini riang sepanjang hari. Kerinduan yang mungkin hanya aku sendiri yang merasakan selama sebulan ini luntur terhapuskan oleh pertemuan sehari. Sesekali Dia menatapku tapi aku tak berani menatapnya kembali, aku terlalu malu. Sore ini senyumnya tak pernah hilang dari wajah teduhnya.

“Ketawa terus ketemu pujaan hati.” Seorang teman kami mengejeknya. Secepat kilat wajahnya yang selalu nampak teduh dan tenang merona merah, sambil terbatuk-batuk Dia keluar dari ruang tamu menuju pelataran depan rumah. Gelak tawa dalam ruang tamu ini seketika pecah melihat tingkah lakunya yang konyol. Tak terkecuali aku. Senyum tipis tak henti mengembang dari bibir ini.

Apakah ini Cinta, Suka atau hanya sekedar kekaguman sesaat akupun tak mengerti.

Akupun tak bisa menerkanya, tak bisa menebaknya dengan tepat tanpa salah.

Karena yang tahu jawabannya hanya Allah SWT dan waktu.

Waktu yang akan menjawabnya nanti.

2 komentar: