Sore
ini udara cerah tak seperti sore-sore
sebelumnya yang selalu diguyur hujan entah mengapa. Angin sepoi-sepoi menerpa
wajah ini. Matahari masih ingin berlama-lama di atas sana dengan angkuh tak
memberikan sedikitpun waktu untuk sang rembulan muncul. Seolah alam mengerti
dan paham bahwa hatiku saat ini sedang sangat bahagia layaknya bunga-bunga di
taman yang bermekaran saat musim semi. Hah, terdengar berlebihan memang tapi
siapa yang peduli. Dan disinilah aku sekarang di dalam rumah, tepatnya ruang
tamu teman yang sejatinya adalah kakak angkatanku. Ia sedang sakit dan kami
semua tengah menjenguknya. Mungkin bagi kalian tak ada yang istimewa disini
hanya sekedar menjenguk teman sakit. Tapi yang membuatnya jauh lebih istimewa
adalah Dia yang selalu memiliki
“kesibukan” yang tak ada habisnya menyempatkan diri untuk ikut. Padahal awalnya
aku hanya iseng (salah satu kebiasaan burukku) mengajaknya menjenguk. Aku pikir
Dia tak akan ikut tapi lihatlah
sekarang, Dia ada disini bersama kami
dengan memakai kemeja warna coklat yang sering aku lihat dan celana jeans panjang.
Tak lupa juga atribut yang selalu dikenakannya, jaket warna hitam dengan garis
biru di bagian bahunya. Tubuhnya terlihat makin kurus mungkin karena memikirkan
ujian skripsinya. Tapi tetap saja wajahnya selalu nampak teduh entah mengapa
mungkin karena Dia selalu tepat waktu
menghadap Allah SWT saat adzan dikumandangkan. Inilah yang aku sukai darinya.
Saat ini aku hanya mampu menatapnya diam-diam tanpa mampu berkata sepatah
katapun. Hanya melihat senyum dan tawanya saja membuat hati ini riang sepanjang
hari. Kerinduan yang mungkin hanya aku sendiri yang merasakan selama sebulan
ini luntur terhapuskan oleh pertemuan sehari. Sesekali Dia menatapku tapi aku tak berani menatapnya kembali, aku terlalu
malu. Sore ini senyumnya tak pernah hilang dari wajah teduhnya.
“Ketawa
terus ketemu pujaan hati.” Seorang teman kami mengejeknya. Secepat kilat
wajahnya yang selalu nampak teduh dan tenang merona merah, sambil terbatuk-batuk
Dia keluar dari ruang tamu menuju
pelataran depan rumah. Gelak tawa dalam ruang tamu ini seketika pecah melihat
tingkah lakunya yang konyol. Tak terkecuali aku. Senyum tipis tak henti
mengembang dari bibir ini.
Apakah
ini Cinta, Suka atau hanya sekedar kekaguman sesaat akupun tak mengerti.
Akupun
tak bisa menerkanya, tak bisa menebaknya dengan tepat tanpa salah.
Karena
yang tahu jawabannya hanya Allah SWT dan waktu.
Waktu
yang akan menjawabnya nanti.
sabar....😄
BalasHapusaduh malu :v
BalasHapus